Banyak yang penasaran bagaimana cara terbaik untuk memotret saat low light alias kondisi minim cahaya. Hal ini selalu menjadi topik yang menarik karena banyak yang kecewa saat melihat foto yang dibuatnya tampak blur atau malah noise parah sehingga tak layak dinikmati. Kondisi low light sendiri dijumpai pada banyak tempat dan waktu seperti di dalam ruangan, dan di sore hari terutama saat menjelang senja. Low light bukan berarti gelap, karena saat gelap mata anda tidak bisa melihat apa pun (demikian juga dengan kamera anda). Low light itu adalah saat mata kita masih bisa melihat obyek dengan baik (dengan pencahayaan yang ada) namun intensitas cahayanya terlalu rendah untuk kamera bisa menggunakan speed tinggi.
Jadi kuncinya disini adalah kamera perlu waktu yang cukup untuk mendapat eksposur yang tepat saat low light. Waktu yang diperlukan bervariasi tergantung intensitas cahaya yang ada, bisa 1/20 detik bahkan bisa hingga 1 detik. Inilah nilai shutter speed yang rentan terhadap goyangan yang berpotensi menjadikan foto anda blur. Maka itu inilah tips kami saat menghadapi kondisi low light :
Perbaiki kondisi pencahayaan
Paling utama bila anda bisa lakukan adalah perbaiki dulu kondisi pencahayaan sekitar. Inilah hal sepele yang kadang terlupakan, saat di dalam rumah misalnya. Bisa jadi anda memaksakan memotret namun lupa menyalakan semua lampu yang ada di rumah. Memang lampu rumah tidak terlalu berdampak besar buat menaikkan kecepatan shutter kamera, tapi setidaknya mampu memberi penerangan pada obyek yang akan difoto kan? Bila bisa menambahkan lampu sorot (seperti pada saat resepsi pernikahan) maka anda bisa merubah kondisi low light menjadi kondisi yang lebih terang. Prinsipnya selagi masih bisa memotret dalam kondisi cahaya cukup, mengapa tidak?
Gunakan bukaan besar
Kendali banyaknya cahaya yang masuk ke lensa adalah aperture dan ini bisa diatur untuk membesar (f kecil) dan mengecil (f besar). Kenali dulu berapa bukaan maksimal lensa yang anda pakai, apakah f/1.8 atau f/3.5 misalnya. Bila lensa anda memiliki bukaan maksimal f/3.5 maka hindari memakai bukaan yang lebih kecil seperti f/5.6 atau f/8. Prinsipnya hindari memakai bukaan lensa kecil sehingga kamera bisa memakai shutter yang lebih cepat.
Tips tambahan yang berkaitan dengan aperture / bukaan lensa diantaranya :
- bila anda memakai DSLR, ingatlah kalau lensa prime punya bukaan lebih besar dari lensa zoom, maka bila anda akan memotret low light untuk event penting usahakan memakai lensa prime (fix) atau kalau memakai lensa zoom pakailah lensa zoom bukaan konstan yang besar (f/2.8)
- bila anda memakai lensa zoom berjenis variable aperture (bukaan maksimalnya akan semakin mengecil bila lensa di zoom) hindari memakai zoom tinggi saat memotret low light (gunakan fokal terpendek dari lensa zoom) misal anda memakai lensa 70-300mm maka gunakan saja posisi fokal 70mm saat low light guna mendapat bukaan maksimalnya
Aktifkan fitur Image Stabilizer
Fitur stabilizer berfungsi meredam getaran tangan saat memotret dengan kecepatan rendah, sehingga foto yang dihasilkan tetap tajam. Pada kondisi low light dengan kecepatan shutter yang tidak terlalu rendah (hingga 1/8 detik) penggunaan fitur stabilizer ini masih bisa diandalkan. Setidaknya blur yang terjadi akibat getaran tangan saat memotret bisa diredam dan foto yang dihasilkan saat low light bisa tetap tajam. Periksa kembali kamera dan lensa anda, pastikan fitur ini sudah diaktifkan. Sebagai info, fitur stabilizer ini tidak bisa meredam blur akibat gerakan obyek yang difoto (motion blur). Untuk mengatasi motion blur, baca tips selanjutnya yaitu menaikkan ISO.
Naikkan ISO secara bijaksana
ISO artinya sensitivitas sensor, semakin tinggi ISO semakin sensitif sensor terhadap cahaya. Dengan menaikkan nilai ISO dua kali lipat anda mendapat keuntungan bisa memakai shutter speed dua kali lebih cepat. Bila memakai ISO 100 kamera anda menunjukkan speed 1/20 detik, menaikkan ke ISO 200 akan membuat kamera anda bisa memakai speed 1/40 detik. Inilah mengapa menaikkan ISO menjadi harapan banyak orang saat low light.
Menaikkan ISO membawa implikasi naiknya noise pada foto. Kenali bagaimana noise yang dihasilkan kamera anda saat ISO dinaikkan ke tingkat yang lebih tinggi, setidaknya di ISO 800 dan ISO 1600. Kamera modern dengan algoritma noise reduction modern masih memberi foto yang baik di ISO 800 dan jadikanlah nilai ISO ini sebagai ISO yang berimbang antara shutter yang lebih cepat dengan kualitas foto yang masih bisa diterima. Bila ISO 800 pun kurang mencukupi, dan anda perlu memakai ISO 1600, putuskan secara bijak. Prinsip memakai ISO tinggi adalah lebih baik memiliki foto yang noise daripada tidak mendapat foto sama sekali.
Perhatikan contoh kasus berikut. Suatu sore saat saya main ke kebun binatang, kondisi sudah cukup gelap sehingga saya memakai ISO 800. Saya ingin memotret obyek yang menarik ini, sayangnya kebetulan dia tidak bisa diam. Memang saya sudah mengatifkan fitur stabilizer yang membuat foto tetap tajam meski memakai speed lambat, tampak dari dedaunan yang tampak tajam. Sayangnya gerakan obyek ini membuat dia menjadi blur saat difoto atau motion blur dan kasus ini hanya bisa diatasi dengan memakai shutter yang lebih cepat. Karena saya sudah memakai bukaan lensa maksimal, maka pilihan terakhir adalah dengan menaikkan ke ISO 1600, sehingga saya bisa mendapat kecepatan shutter yang lebih tinggi meski resiko noise lebih tampak dalam foto.
Gunakan tripod
Inilah tips yang kurang disukai sebagian dari kita karena terbayang betapa ribet dan repotnya memakai tripod. Tapi percayalah, tripod ini adalah penyelamat anda apalagi saat fitur stabilizer tak mampu lagi menolong rendahnya speed akibat low light. Setidaknya milikilah sebuah tripod yang ringan namun kokoh, bawalah saat anda memotret karena anda tak pernah tahu kapan anda memerlukan tripod.
Bila terpaksa : nyalakan lampu kilat
Ini adalah tips terakhir dan sekaligus tips termudah yang bisa dilakukan siapa pun tanpa harus memiliki tripod, tanpa harus bermain ISO, aperture atau stabilizer. Bahkan bila kamera anda adalah kamera saku yang serba otomatis, mungkin hanya dengan lampu kilatlah anda bisa mendapat foto yang cukup terang saat low light. Jadi pemakaian lampu kilat memang terkesan terpaksa, apa boleh buat dan daripada tidak dapat foto sama sekali. Dengan memakai lampu kilat, anda menambah pencahayaan sekaligus kamera akan memakai shutter yang cukup aman (biasanya di 1/60 detik). Namun memakai lampu kilat akan memberi konsekuensi sendiri dan anda perlu tahu kapan memakai lampu kilat dan tahu bagaimanamemaksimalkan pemakaiannya.
Bisakah tips di atas digabung?
Jawabannya adalah tentu bisa dan sebaiknya begitu. Saat low light, bila memungkinkan tambahkan penerangan yang cukup, gunakan ISO yang lebih tinggi (ISO 400 - ISO 3200), bukalah aperture lensa anda semaksimal mungkin (f/1.4 sampai f/3.5), hidupkan stabilizer dan bila perlu dibantu dengan lampu kilat. Maka memotret saat low light bukan lagi jadi hambatan anda mendapat foto yang diinginkan. Selamat mencoba..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar